NPM : 11213005
Kelas: 4EA25
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
MANAJEMEN LABA
DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA
MARIHOT
NASUTION
Alumni
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
DODDY
SETIAWAN
Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret
ABSTRACT
The aims of this research at
examining the influence of corporate governance
mechanisms, such as, board of
commisioner composition and size, and audit committee
existence on the earnings
management practice in public bank companies listed in
Jakarta Stock Exchange. The samples
of this research is all of public banks companies
existed in Indonesia in the year
of 2000-2004 which were listed in Jakarta Stock
Exchange. The research data were
collected from public bank’s financial statement for
the period of 2000 until 2004,
from Indonesian Banking Directory published by Bank
Indonesia from 2001 until 2005,
and also from each company’s websites. Purposive
sampling method was used to
determine research sample. From this method, we have
collected 100 observations from
20 public banks companies/5 years. By using multiple
regression analysis as the
research method, the results shown that corporate
governance mechanisms, namely,
board of commisioner composition and size, and also
audit committee existence
influenced earnings management of public banks companies
which have been detected by using
specific accrual model from Beaver and Engel
(1996). These results mean those
mechanisms done by the company have succeeded to
minimize the earnings mangement
practice. Therefore, based on these results we can
conclude that corporate
governance mechanisms have worked effectively to increase
company’s performance.
Keywords: corporate governance,
board of commisioner, audit committee, earnings
management
PENDAHULUAN
Corporate governance merupakan
konsep yang diajukan demi peningkatan
kinerja
perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin
akuntabilitas
manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka
peraturan.
Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan
perusahaan
yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep
ini
diterapkan dengan baik maka diharapkan pertumbuhan ekonomi akan terus
menanjak
seiring dengan transparansi pengelolaan perusahaan yang makin baik dan
nantinya
menguntungkan banyak pihak.
Sistem corporate governance
memberikan perlindungan efektif bagi pemegang
saham
dan kreditor sehingga mereka yakin akan memperoleh return atas investasinya
dengan
benar. Corporate governance juga membantu menciptakan lingkungan kondusif
demi
terciptanya pertumbuhan yang efisien dan sustainable di sektor korporat.
Corporate
governance dapat didefinisikan sebagai susunan aturan yang menentukan
hubungan
antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan
stakeholder
internal dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya
(FCGI,
2003).
Industri perbankan mempunyai
regulasi yang lebih ketat dibandingkan dengan
industri
lain, misalnya suatu bank harus memenuhi kriteria CAAR minimum. Bank
Indonesia
menggunakan laporan keuangan sebagai dasar dalam penentuan status suatu
bank
(apakah bank tersebut merupakan bank yang sehat atau tidak). Oleh karena itu,
manajer
mempunyai insentif untuk melakukan manajemen laba supaya perusahaan
mereka
dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh BI (Setiawati dan Na’im, 2001,
dan
Rahmawati dan Baridwan, 2006). Setiawati dan Na’im (2001), Rahmawati (2006),
dan
Rahmawati dan Baridwan (2006) menunjukkan bahwa perbankan di Indonesia
melakukan
manajemen laba untuk memenuhi kriteria BI tersebut. Setiawati dan Na’im
(2001)
berargumen bahwa laporan keuangan yang telah direkayasa oleh manajemen
dapat
mengakibatkan distorsi dalam alokasi dana. Selain itu, industri perbankan
merupakan
industri “kepercayaan”
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN
HIPOTESIS
Komposisi Dewan Komisaris dan
Manajemen Laba
Secara umum dewan komisaris
ditugaskan dan diberi tanggung jawab atas
pengawasan
kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Hal ini
penting
mengingat adanya kepentingan dari manajemen untuk melakukan manajemen
laba
yang berdampak pada berkurangnya kepercayaan investor. Untuk mengatasinya
dewan
komisaris diperbolehkan untuk memiliki akses pada informasi perusahaan.
Dewan
komisaris tidak memiliki otoritas dalam perusahaan, maka dewan direksi
bertanggung
jawab untuk menyampaikan informasi terkait dengan perusahaan kepada
dewan
komisaris (NCCG, 2001). Selain mensupervisi dan memberi nasihat pada dewan
direksi
sesuai dengan UU No. 1 tahun 1995, fungsi dewan komisaris yang lain sesuai
dengan
yang dinyatakan dalam National Code for Good Corporate Governance 2001
adalah
memastikan bahwa perusahaan telah melakukan tanggung jawab sosial dan
mempertimbangkan
kepentingan berbagai stakeholder perusahaan sebaik memonitor
efektifitas
pelaksanaan good corporate governance.
Ukuran Dewan Komisaris dan
Manajemen Laba
Pengaruh ukuran dewan komisaris
terhadap kinerja perusahaan memiliki hasil
yang
beragam. Salah satu argumen menyatakan bahwa makin banyaknya personel yang
menjadi
dewan komisaris dapat berakibat pada makin buruknya kinerja yang dimiliki
perusahaan
(Yermack 1996, Eisenberg, Sundgren, dan Wells 1998, dan Jensen 1993)
Komite Audit dan Manajemen Laba
Sesuai dengan Kep. 29/PM/2004,
komite audit adalah komite yang dibentuk
oleh
dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan.
Keberadaan
komite audit sangat penting bagi pengelolaan perusahaan. Komite audit
merupakan
komponen baru dalam sistem pengendalian perusahaan. Selain itu komite
audit
dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris
dengan
pihak manajemen dalam menangani masalah pengendalian. Berdasarkan Surat
Edaran
BEJ, SE-008/BEJ/12-2001, keanggotaan komite audit terdiri dari
sekurangkurangnya
tiga
orang termasuk ketua komite audit. Anggota komite ini yang berasal
dari
komisaris hanya sebanyak satu orang, anggota komite yang berasal dari komisaris
tersebut
merupakan komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua
komite
audit. Anggota lain yang bukan merupakan komisaris independen harus berasal
dari
pihak eksternal yang independen.
Ukuran Perusahaan dan Manajemen
Laba
Selain penelitian diatas, maka
perlu dilakukan pengujian juga terhadap ukuran
perusahaan
dan pengaruhnya terhadap manajemen laba. Perusahaan yang besar lebih
diperhatikan
oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan
pelaporan
keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya
lebih
akurat. Peasnell, Pope, dan Young (1998) menunjukkan adanya hubungan negatif
antara
ukuran perusahaan dan manajemen laba di Inggris. Dengan ini disimpulkan
bahwa
manajer yang memimpin perusahaan yang lebih besar memiliki kesempatan yang
lebih
kecil dalam memanipulasi laba dibandingkan dengan manajer di perusahaan kecil.
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi, Sampel dan Teknik
Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan perbankan yang
terdaftar
dalam Bursa Efek Jakarta selama periode 2000-2004. Teknik pengambilan
sampel
dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel
yang
representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang
digunakan
untuk memilih sampel adalah sebagai berikut :
1.
Perusahaan
perbankan yang sudah go public atau terdaftar di Bursa Efek Jakarta
selama
periode 2000-2004
2.
Perusahaan
mempublikasikan laporan keuangan tahunan untuk periode 31
Desember
2000-2004 yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).
3.
Data
yang tersedia lengkap (data secara keseluruhan tersedia pada publikasi
periode
31 Desember 2000-2004), baik data mengenai corporate governance
perusahaan
dan data yang diperlukan untuk mendeteksi manajemen laba
Variabel dan Pengukurannya
Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
•
Komposisi
dewan komisaris, yaitu persentase jumlah dewan komisaris
independen
terhadap jumlah total komisaris yang ada dalam susunan dewan
komisaris
perusahaan sampel.
•
Ukuran
dewan komisaris, yaitu jumlah total anggota dewan komisaris, baik yang
berasal
dari internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan sampel.
•
Keberadaan
komite audit, merupakan variabel dummy, bila perusahaan sampel
memiliki
komite audit maka dinilai 1, dan jika sebaliknya maka dinilai 0.
•
Ukuran
perusahaan diukur dari jumlah total asset perusahaan sampel.
•
Manajemen
laba diproksikan oleh akrual kelolaan yang dideteksi dengan model
akrual
khusus Beaver dan Engel (1996). Model tersebut dituliskan sebagai berikut: NDAit
COit LOANit NPAit NPAitit β += β +
β +β + β Δ + ε 10 2 3 4 +1
Dimana:
COit
: loan charge offs (pinjaman yang dihapus bukukan)
LOANit
: loans outstanding ( pinjaman yang beredar)
NPAit
: non performing assets (aktiva produktif yang bermasalah), terdiri dari
aktiva
produktif yang berdasarkan tingkat kolektibilitasnya
digolongkan
menjadi (a) dalam perhatian khusus, (b) kurang lancar,
(c)
diragukan, dan (d) macet.
ΔNPAit+1
: selisih non performing assets t+1 dengan non performing assets t
NDAit
: akrual non kelolaan
Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian
hipotesis, maka data yang diperoleh dalam
penelitian
ini akan diuji terlebih dahulu untuk memenuhi asumsi dasar, dan pengujian
yang
dilakukan diantaranya: (1) menguji normalitas data dengan melakukan one sample
Kolmogorov
Smirnov, (2) menguji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser,
(3)
menguji multikolinearitas dengan melihat tolerance value dan variance inflation
factor
(VIF), (4) menguji autokorelasi dengan menggunakan Uji Durbin-Watson
(statistik-d).
Metode Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini dilakukan setelah dilakukan pengujian
atas
data-data terkait manajemen laba perusahaan perbankan, mengingat data akrual
kelolaan
yang merupakan variabel dependen dalam model yang diuji diperoleh setelah
koefisien
model Beaver dan Engel (1996) diperoleh (lihat persamaan 1). Setelah
diperoleh
nilai koefisien masing-masing dari variabel dalam model tersebut, maka
langkah
selanjutnya adalah mencari nilai akrual kelolaan, dengan mengurangkan nilai
penyisihan
penghapusan aktiva produktif (PPAP) dengan nilai akrual non kelolaan yang
diperoleh
dengan memasukkan data masing-masing sampel ke dalam model.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Dari hasil statistik deskriptif
dapat diketahui bahwa rata-rata akrual diskresioner
untuk
perusahaan perbankan adalah sebesar 0,0005 dan angka ini nilainya positif. Hal
tersebut
menandakan bahwa pada periode tahun 2000-2004 perusahaan perbankan di
Indonesia
melakukan tindak manajemen laba dengan pola memaksimalkan labanya.
Dari
hasil statistik deskriptif dapat diketahui pula bahwa rata-rata perusahaan
perbankan
Indonesia
memiliki komposisi dewan komisaris yang merupakan persentase komisaris
independen
terhadap jumlah dewan komisaris seluruhnya dalam satu perusahaan adalah
sebesar
28 persen, hal ini berarti tidak sesuai dengan peraturan yang diterbitkan oleh
BAPEPAM
dan BEJ yang menyatakan bahwa setidaknya dalam satu perusahaan
memiliki
komposisi dewan komisaris independen yang mewakili pemegang saham non
pengendali
sebesar 30 persen dari total keseluruhan dewan komisaris.
Pengujian Asumsi Klasik
Dalam pengujian normalitas
variabel komite audit tidak diuji, karena merupakan
variabel
dummy sehingga tidak bisa dilakukan pengujian normalitas. Hasil uji
normalitas
menunjukkan bahwa variabel komposisi dewan komisaris (0,006), ukuran
dewan
komisaris (0,001), dan ukuran perusahaan (0,000) tidak berdistribusi normal. Untuk
mendapatkan hasil pengujian yang lebih baik dan valid maka langkah
pengobatan
dilakukan dengan mentransformasi data mentah ke dalam bentuk logaritma
natural
dari masing-masing data yang akan diuji (Ghozali, 2005). Hasil pengujian
normalitas
setelah pengobatan menunjukkan bahwa komposisi dewan komisaris
(0,429),
ukuran dewan komisaris (0,055), dan ukuran perusahaan (0,082) berdistribusi
normal.
Pengujian Hipotesis
Seperti
telah dijelaskan di bagian sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan metode
regresi berganda dalam menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pengujian
terhadap normalitas data di depan telah dijelaskan bahwa untuk mengatasi distribusi
variabel residual yang tida k normal maka dilakukan transformasi terhadap data
ke dalam bentuk logaritma natural (Ghozali, 2005), sehingga setelah mengalami perubahan
tersebut maka model penelitian berubah menjadi: LnDAit LnKDK
LnUDK KKA LnUKP itt α += β + β + β + β + ε
Dari hasil pengujian tersebut
diketahui variabel komposisi dewan komisaris berpengaruh negatif secara
signifikan (0,067) akan terjadinya manajemen laba di perusahaan perbankan,
berarti makin banyak komisaris independen dalam perusahaan berhasil mengurangi
manajemen laba yang terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa komisaris independen
telah efektif dalam menjalankan tanggungjawabnya mengawasi kualitas pelaporan
keuangan demi membatasi manajemen laba di perusahaan. Hal tersebut disebabkan
karena dengan makin banyak anggota komisaris independen maka proses pengawasan
yang dilakukan dewan ini makin berkualitas dengan makin banyaknya pihak
independen dalam perusahaan yang menuntut adanya transparansi dalam pelaporan
keuangan perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Penelitian ini berupaya untuk
mengetahui pengaruh pelaksanaan corporate
governance
terhadap tindak manajemen laba yang terjadi di perusahaan perbankan. Dari
hasil
pengujian regresi linear berganda ditemukan bahwa secara individual, komposisi
dewan
komisaris berpengaruh negatif terhadap manajemen laba perusahaan perbankan.
Hal
ini menandakan bahwa mekanisme corporate governance yang diajukan melalui
keberadaan
pihak independen dalam dewan komisaris mampu mengurangi tindak
manajemen
laba yang terjadi dalam perusahaan perbankan. Selain itu disimpulkan pula
bahwa
ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap manajemen laba
perusahaan
perbankan. Sama dengan hipotesis sebelumnya, mekanisme corporate
governance
ini bisa mengurangi praktik manajemen laba di dalam pengelolaan
manajemen
perusahaan perbankan. Untuk itu dewan komisaris yang lebih sedikit
jumlahnya
lebih efektif dalam mengurangi tindak manipulasi laba, karena jumlah
personel
yang sedikit dalam badan ini dapat menghambat munculnya masalah keagenan
yang
bila dibiarkan akan berdampak pada kurangnya pengawasan terhadap manajemen
untuk
melakukan manajemen laba.
SARAN
Penelitian ini memiliki
keterbatasan yaitu variabel corporate governance
diwakilkan
oleh komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, dan keberadaan
komite
audit. Ketiga variabel ini kurang dapat mengukur secara komprehensif praktik
corporate
governance dalam perusahaan, sehingga perlu adanya indeks tertentu yang
mencerminkan
praktik corporate governance secara lebih tepat. Selain itu karakteristik
komisaris
independen dan komite audit secara spesifik tidak disertakan, misalnya
kompetensi,
keahlian, latar belakang pendidikan, pengalaman komisaris independen dan
komite
audit.
DAFTAR
PUSTAKA
Alijoyo,
Antonius, Elmar Bouma, TB M Nazmudin Sutawinangun, dan M Doddy
Kusadrianto.
2004. Review of Corporate Governance in Asia: Corporate
Governance
in Indonesia. Forum for Corporate Governance in Indonesia
Badan
Pengawas Pasar Modal. 2004. Kep-29/PM/2004. Pembentukan dan Pedoman
Kerja
Komite Audit
___________________________.
2004. Kep-45/PM/2004. Direksi dan Komisaris
Emiten
dan Perusahaan Publik
Bank
Indonesia. 1998. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.
31/148/KEP/DIR
tentang Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif
______________.
2004. Booklet Perbankan Indonesia. Direktorat Perizinan dan
Informasi
Perbankan
Beasley,
Mark S., 1996. An Empirical Analysis of The Relation Between The Board of
Director
Composition and Financial Statement Fraud. The Accounting Review
Volume
71, No 4, Oktober: 443-465
Beaver,
H. William, and Ellen E. Engel. 1996. Discretionary Behavior with Respect to
Allowances
for Loan Losses and the Behavior of Security Prices. Journal of
Accounting
& Economics Volume 22. Agustus- Desember: 177-206
Boediono,
Gideon SB., 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance
dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis
Jalur.
Artikel yang Dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi 8 Solo
tanggal
15 - 16 September 2005
Bursa
Efek Jakarta, 2001, Kep-339/BEJ/07-2001. Ketentuan Umum Pencatatan Efek
Bersifat
Ekuitas di Bursa
_______________,
2001, Kep-315/BEJ/07-2001. Ketentuan Umum Pencatatan Efek
Bersifat
Ekuitas di Bursa
_______________,
2001, SE-008/BEJ/12-2001. Tata Cara Pemilihan Komisaris
Independen
_______________,
2001, SE-008/BEJ/12-2001. Keanggotaan Komite Audit
Carcello,
Joseph V., Carl W. Hollingsworth, April Klein, and Terry L. Neal. 2006.
Audit
Committee Financial Expertise, Competing Corporate Governance
Mechanisms,
and Earnings Management. Available on-line at www.ssrn.com
No comments:
Post a Comment